magnitudo ialah satuan terang bintang, tetapi magnitudo merupakan pengukuran yang selalu berbanding terbalik dengan terang bintang / Luminositas bintang.
Magnitudo terbagi/terklasifikasi menjadi 2(perbedaan magnitudo mutlak dan magnitudo semu), yaitu:
a. Magnitudo mutlak/magnitudo absolut
Magnitudo mutlak (Atau yang biasa disebut magnitudo absolut) ialah magnitudo/terang bintang yang dilihat pengamat pada jarak 10 parsec dari bumi (lihat parsec di Tab konstanta diatas). Magnitudo mutlak tidak dapat kita aplikasikan jika kita berada di permukaan bumi, karena magnitudo mutlak memperhitungkan kompresi dari debu-debu di ruang angkasa, atmosfer dari berbagai benda langit, dan benda benda yang dapat menghalangi cahaya lainnya.
b. Magnitudo Semu
Magnitudo Semu ialah terang bintang sebagaimana kita lihat dari bumi, terang bintang ini diukur setelah cahaya datang dari bumi, jadi magnitudo semu ialah terang sebagaimana kita lihat di bumi, tidak memperhitungkan kompresi dari debu-debu angkasa, atmosfer, dari berbagai benda langit, dan benda benda yang dapat menghalangi cahaya lainnya
m = 2,5 log E + C
m = magnitudo
E = Energi/Fluks yang diterima pengamat
C = konstanta untuk magnitudo, harga C dapat ditentukan dengan mendefinisikan suatu titik nol. Pada awalnya bitang polaris yang terletak di semua observatorium di belahan langit utara digunakan sebagai titik acuan magnitudo. Bintang ini dibandingkan dengan bintang lainnya, yang bintang polaris diberi magnitudo 2. tetapi menurut diagram Hertzsprung Russel, Terang bintang/ Luminositas bintang tidak dapat digunakan sebagai tetapan magnitudo polaris, karena berubah ubah sistem magnitudonya, bintang Polaris diganti bintang-bintang di berbagai daerah di langit hasil pengukuran Johnson dan Morgan (1953) (Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains Nasional / Internasional SMA-Astronomi, 87)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar